Sabtu, 06 Maret 2010

Hampir Pulang

Ya, aku memang hampir pulang. Hampir sampai pada pagar coklat dan lantai putih itu, kembali ke kamar mungil yang hangat dengan bantal bunga yang membuatku tidak ingin pergi lama-lama.

Mungkin aku sudah terlalu lama keluar rumah aku sudah jadi orang asing akan rumah ini. Aku hanya ingin sampai, ingin pulang.

Kembali jadi diri sendiri, dimana tawa tak ada batas, disaat tangis menjadi tertawaan dan sedih hanya milik orang lain. Bukan aku, ya, tidak sama sekali.

Sesaat aku berfikir bahwa aku hampir kehilangan duniaku. Dunia dimana aku bersandar, dimana aku tertawa dan dimana aku memeluk penuh harap. Lelaki. Lelaki yang tanpa sengaja menjanjikan ku perahu kertasnya yang rentan dan meminta aku meniupnya menyebrangi lautan. Miris, tapi nyata. Tak ada definisi dari kebahagiaan namun kelelahan.

Aku cinta kamu, begitu saja kamu tau. Tapi kamu bukan duniaku, dimana kamu sadar lebih dulu dan perlahan lari dari aku. Bilang saja harusnya, teriak! Aku sedang lari juga, mungkin sesekali berjalan karna tak rela. Tapi aku hampir pulang, aku dekat, dan kita jauh.

Aku harap, nanti, kita sama-sama pulang dan menelfon kembali, agar tau kita baik-baik saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar