Selasa, 09 Maret 2010

Kita Tau

Aku rasa, ya, aku tau sekarang.

Ini ternyata yang namanya cinta bertepuk sebelah tangan.

Aku sekarang ingin berontak, teriak, jauh dari horizon dimana ada aku. Lewat dari atmosfir yang aku hirup. Aku hanya tak ingin kehilangan dia. Tak ingin bila nanti aku tak bisa bicara lagi, tertawa lagi, atau menangis bersama dia.

Kita bukan satu, kita dua, beda, tak sama.

Kita semua tau. Kita hanya butir-butir biji kopi yang tidak diletakkan dalam satu sachet. Mungkin dengan merek yang beda, atau dibuat dengan rasa yang tak sama.
Aku ingin sekali bersenandung lagi, setidaknya aku melihat kamu. Ada, dan sama.

Kita toh tak punya infestasi satu dengan yang lain. Hanya segelas kopi yang kita bagi bersama. Benar-benar dalam makna berdua dan tak ada yang lain. Tidak perempuan pujaan mu itu.

Aku jatuh hati, ya pada orang lain. Namun bukan jatuh cinta seperti aku pada kamu. Mungkin waktu bukan lagi roda statis, namun sudah menjadi baling-baling cepat pada kipas angin yang bisa diubah-ubah kecepatannya. Dan aku berjalan sangat cepat, cepat ingin lari dari kamu.

Karena aku kenal kamu, kenal yang lebih dari tau.

Aku hanya ingin berbisik, aku berharap kamu sekarang di sini.

Lebih dari sahabat, bilang saja ini sahabat baik dalam keadaan kamu bisa memeluk aku. Mungkin sesuatu yang lebih dari itu. Sebut ini apa saja, tapi aku bisa memeluk kamu satu kali. Sumpah ini pertama dan terakhir.

Semoga kamu bahagia. Karena kita tau kita tertawa untuk mengukur tingkat beda derita dan sama bahagia.

1 komentar: